Sabtu, 09 November 2013

Jika Islam tanpa Syari’ah

Bismillahirrahmanirrahiim,

Assalamu’alaikum wr. wb..

Segala puji dan syukur hanyalah milik Allah SWT semata yang tiada Illah melainkan hanyalah Dia yang sentiasa mengurus seluruh mahluknya baik yang ada di langit ataupun yang ada di bumi, baik yang ghoib ataupun yang dzohir tanpa ada kelelahan dan keletihan sedikitpun, sungguh ia Maha Agung, Maha Hidup, maha Kaya, Maha Perkasa dan Maha bijaksana…

Selawat serta salam semoga tetap Allah curahlimpahkan kepada Penghulu para Nabi dan Rasul, imam orang yg bertaqwa, Panglima para Mujahid dan para syuhada, insan sebaik-baik insan di dunia, Junjungan Nabi kita tercinta Muhammad Rasulullah saw, serta pd seluruh keluarganya, para sahabat, para tabi’in dan seluruh ummatnya yg kini tengah memperjuangkan akan tegaknya Kalimatillah di dibelahan bumi manapun mereka berada hingga akhir zaman.

Saudaraku, apalah artinya hidup kita didunia yang fana ini tanpa adanya ISLAM,

Apalah artinya diri ini jika didalamnya tiada jiwa yang disinari cahaya Nur Illahi?
Apalah artinya tubuh yang kekar dan gagah ini jika tiada disentuh dan disepuh oleh Sibghatallah?
Apalah artinya otak dan fikiran yang cerdas dan briliant ini tanpa adanya disirami dengan aqidah dan fiqrah Islam?
Apalah artinya tangan dan kaki yang tangkas dan cekatan ini tanpa ianya ditopang oleh akhlaq islam?

Apalah artinya diri ini jika tanpa ISLAM.

Apalah artinya harta, jabatan, pangkat dan kedudukan yang berjubel tanpa ia disepuh oleh syari’at islam yang mulia, tentu ia akan melupakan siapa pemberi Empunya, tentu ia akan berlaku dengan sewenang-wenang didalam hidupnya, tentu ia akan menzalimi siapa yg ia kehendaki bahkan jiwanya sendiri, tentu ia akan membawa kebinasaan bagi dirinya diakhirat kelak di depan Mahkamah Allah SWT yang Teragung.

Apalah artinya diri, masyarakat dan bangsa didunia ini jika tidak dibimbing oleh wahyu Illahi yang Maha Mengetahui atas segala sesuatu, tentu diri ini akan tersesat dalam kesesatan yang nyata dan dalam keadaan gelap gulita dalam menjalani dan mengarungi bahtera kehidupan, tentu mereka akan jauh dari Rahmat, Barakah dan Pertolongan Allah yang Maha Gagah perkasa, tentu kita semua akan binasa dengan azabNYA yang sungguh Maha dahsyat sebagaimana Ia telah melenyapkan manusia-manusia dan kaum terdahulu yang pembangkang kepada Rasul-rasulNya.

Apalah artinya negeri yang makmur dan subur serta kaya akan segala sumber daya alam yang melipah ruah yang telah Ia kurniakan pada bangsa ini tanpa di atur dengan undang-undang Allah yang mulia,tentu ia akan menjadi sesuatu yang diperebutkan oleh manusia-manusia yang serakan akan dunia yang akan mendatangkan kesengsaraan bagi umat dan masyarakat, tentu ia hanya akan menyisakan isak-tangis kaum dan masyarakat yang sentiasa tertindas bahkan tak luput dari tujuh turunan.

Apalah artinya Islam yang mulia ini tanpa keberadaan dan berlakunya syaria’ah didalamnya, tentu ia akan menjadi gersang dari rahmat dan kurnia Allah yang Maha Pemurah, Maha Pengasih lagi Maha penyayang,

Apalah artinya seseorang yang berpredikat ‘MUSLIM’ jika didalam jiwanya hampa dan kosong dari kerinduan dan cinta akan tegaknya syariah dimuka bumi ini?

Apalah artinya diri yang mengaku ‘MUKMIN’ ini jika didalam dadanya tak terbersit sedikitpun untuk berjihad dan memperjuangkan kalimah ALLAH di muka bumi ini?

Apalah artinya ISLAM tanpa SYARI’AH…

Apalah artinya ‘Khairu Ummah’ tanpa memperjuangkan tegaknya Laa Illaha illallah….?

Apalah artinya label ‘Mukmin’ jika tanpa dihiasi dengan kesabaran dalam JalanNYA dan Tawwakal Allallah..?

Apalah artinya label ‘Muslim’ jika kita tak berserahdiri sepenuh jiwa, raga serta harta kita kepada ALLAH SWT?

Apalah artinya ISLAM tanpa SYARI’AH…

“Dia telah mensyari’atkan bagi kamu tentang Din yang telah diwasiatkan-Nya kepada Nuh dan apa yang telah Kami wahyukan kpdmu dan apa yang telah Kami wasiatkan kpd Ibrahim, Musa dan Isa yaitu: Tegakkanlah Din dan jnglah km berpecah belah tentangnya.”
(QS.As-Syuraa:13)

Wallahu’alam.
Wassalamu’alaikum wr.wb.

Jumat, 01 November 2013

Tha’ifah Manshurah adalah Kelompok yang Berperang

Assalamualaikum Wr.Wb

Kali ini ana mau bahas tentang Tha'ifah Manshurah. mungkin sedikit anak muda jaman sekarang yan mengenali/menetahui apa itu Tha'ifah mashurah. ok tanpa basa basi lagi mari kita langsung menuju ke tema pembahasan kali ini.

- عَنْ جَابِرٍ بن عبد الله، يَقُولُ سَمِعْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ لَا تَزَالُ طَائِفَةٌ مِنْ أُمَّتِي يُقَاتِلُونَ عَلَى الْحَقِّ ظَاهِرِينَ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ قَالَ فَيَنْزِلُ عِيسَى ابْنُ مَرْيَمَ صَلَّى اللَّهم عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَيَقُولُ أَمِيرُهُمْ تَعَالَ صَلِّ لَنَا فَيَقُولُ لَا إِنَّ بَعْضَكُمْ عَلَى بَعْضٍ أُمَرَاءُ تَكْرِمَةَ اللَّهِ هَذِهِ الْأُمَّةَ (1) Dari Jabir bin Abdullah RADIYALLAHU ‘ANHU, berkata: Rasulullah SHALLALLAHU ‘ALAIHI WA SALAM bersabda: “Akan senantiasa ada segolongan dari umatku yang berperang membela kebenaran, mendapat pertolongan Allah hingga datangnya hari kiamat.” Beliau berkata, “Kemudian akan datang Isa putra Maryam AS , lalu pemimpin mereka berkata (kepada Isa AS ), “Kemarilah, silakan Anda mengimami kami shalat.” Lalu Isa AS menjawab, “Tidak, sesungguhnya sebagian kalian adalah pemimpin bagi sebagian yang lain, sebagai penghormatan dari Allah kepada umat ini.” (HR Muslim) [1] 2- عَنْ عِمْرَانَ بْنِ حُصَيْنٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: لَا تَزَالُ طَائِفَةٌ مِنْ أُمَّتِي يُقَاتِلُونَ عَلَى الْحَقِّ ظَاهِرِينَ عَلَى مَنْ نَاوَأَهُمْ حَتَّى يُقَاتِلَ آخِرُهُمُ الْمَسِيحَ الدَّجَّالَ (2) Dari Imran bin Al-Hushain RADIYALLAHU ‘ANHU, berkata: Rasulullah SHALLALLAHU ‘ALAIHI WA SALAM bersabda: “Akan senantiasa ada segolongan dari umatku yang berperang membela kebenaran dengan mendapatkan pertolongan Alah dalam menghadapi orang-orang yang memusuhi mereka, hingga orang yang akhir dari mereka memerangi Dajjal.” (HR Ahmad) [2] 3- عَنْعُقْبَةَ بْنِ عَامِرٍ قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: لَا تَزَالُ عِصَابَةٌ مِنْ أُمَّتِي يُقَاتِلُونَ عَلَى أَمْرِ اللَّهِ قَاهِرِينَ لِعَدُوِّهِمْ لَا يَضُرُّهُمْ مَنْ خَالَفَهُمْ حَتَّى تَأْتِيَهُمُ السَّاعَةُ وَهُمْ عَلَى ذَلِكَ.(3) Dari Uqbah bin Amir RADIYALLAHU ‘ANHU, berkata: Aku mendengar Rasullah SHALLALLAHU ‘ALAIHI WA SALAM bersabda: “Akan senantiasa ada segolongan dari umatku yag berperang karena perintah Allah. Mereka dimenangkan Allah atas musuh mereka. Tidak memberi madharat kepada mereka orang-orang yang menyelisihi mereka, hingga datang hari kiamat dan mereka di atas yang demikian itu.” (HR Muslim) [3] 4- عَنْ جَابِرِ بْنِ سَمُرَةَ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ: لَنْ يَبْرَحَ هَذَا الدِّينُ قَائِمًا يُقَاتِلُ عَلَيْهِ عِصَابَةٌ مِنَ الْمُسْلِمِينَ حَتَّى تَقُومَ السَّاعَةُ (4) Dari Jabir bin Samurah RADIYALLAHU ‘ANHU, berkata: Rasulullah SHALLALLAHU ‘ALAIHI WA SALAM bersabda: “Akan senantiasa tegak agama ini, di mana ada segolongan dari kaum muslimin yang berperang untuk membelanya hingga hari kiamat.” (HR Muslim) [4] Hadits-hadits tersebut menunjukkan bahwa Tha’ifah Manshurah yang dipuji Rasulullah SHALLALLAHU ‘ALAIHI WA SALAM, di antara syaratnya adalah berperang di jalan Allah untuk memenangkan agama-Nya.Hadits-hadits ini menunjukkan bahwa golongan ini akan senantiasa tegak, dan tidak akan terputus selama-lamanya (… لا تزال طائفة…) “akan senantiasa ada segolongan…”. Kelompok ini tegak di atas kebenaran, maknanya mengikuti Salafush Shalih, mengambil petunjuk dengan petunjuk Al-Qur’an dan As-Sunnah, serta menolak segala bid’ah. Kelompok ini benar-benar orisinil (asli dan murni) dalam menisbahkan dirinya kepada kebenaran. Adapun pendapat banyak ahlul ilmi dari kalangan Salafush Shalih bahwa Tha’ifah Manshurah adalah ahlul hadits, maka makna ini adalah benar. Maksud pendapat mereka, golongan tersebut berada di atas i’tiqad (keyakinan) atau akidah Ahlul Hadits, dan akidah mereka adalah akidah yang paling selamat dan paling sesuai dengan ilmu yang benar. Berkata An-Nawawi RHM : “Berkata Ahmad bin Hambal RHM , “Kalau mereka bukan Ahlul Hadits, maka aku tidak tahu lagi siapa mereka.’.”[5] Berkata Al-Qadhi Iyadh RHM. , “Hanyasanya yang dikehendaki Ahmad adalah Ahlus Sunnah wal Jama’ah dan orang-orang yang i’tiqadnya di atas mazhab Ahlul Hadits.”[6] Berkata Ibnu Taimiyah RHM dalam fatwanya tentang wajibnya memerangi Tartar –ketika menyebutkan Tha’ifah Manshurah– : “Adapun tha’ifah (kelompok) yang berada di Syam, Mesir, dan sebagainya, maka mereka pada saat ini sedang berperang untuk mempertahankan dan membela agama Islam, dan mereka adalah manusia yang paling berhak termasuk dalam Tha’ifah Manshurah yang disebutkan oleh Nabi SHALLALLAHU ‘ALAIHI WA SALAM .”(Majmû` Fatâwâ: XVIII/253)[1]. HR. Muslim : Al-Imarah no. 173, Al-Iman no. 247, Abu ‘Iwanah : Al-Jihad 5/105, Ahmad 3/345,384, Abu Ya’la dalam Musnad 4/59 no. 313, Al-Baihaqi : Al-Jihad 8/180. [2] . HR. Abu Daud : Al-Jihad no. 2484, Ahmad 4/429,437, Al-Laalikai dalam Syarhu Ushulil I’tiqad 1/111 no.168,169, Al-Hakim : Al-Fitan wal Malahim 4/450, hasan bisy syawahid. [3]. HR. Muslim : Al-Imarah no. 176, Abu ‘Iwanah : Al-Jihad 5/108, Ath-Thabrani dalam Al-Kabir 17/314, Al-Hakim : Al-Fitan wal-Malahim 4/456. [4] . HR. Muslim : Al-Imarah no. 172, Abu ‘Iwanah : Kitabu Jihad 5/105, Ahmad 5/105, Al-Thabrani dalam Al-Kabir 2/240, 248, 250, 265, 269, Al-Hakim :Al-Fitan wal-Malahim 4/449. [5] . Diriwayatkan oleh Al-Khatib Al-Baghdadi dalam Syarafu Ashabil Hadits no.48, Al-Hakim dalam Ma’rifatu Ulumil Hadits no. 27 dan sanad Al-Hakim disahihkan imam Ibnu Hajar dalam Fathul Bari 13/293. [6] . Syarhu Shahih Muslim 13/67.

hanya segini yang bisa saya tulis kalo ada kurangnya ana minta maaf.jangan lupa mampir lagi ke sini

Wassalamualaikum Wr.Wb.